Image default
Berita

Bamsoet Dorong Buka Pasar Ekspor Baru Indonesia

Bambang Soesatyo dukung pasar ekspor baru Indonesia

Wakil Ketua Umum KADIN Indonesia sekaligus anggota DPR RI, Bambang Soesatyo (Bamsoet), mendorong para eksportir Indonesia agar tidak gentar menghadapi kebijakan bea masuk 32% dari Amerika Serikat. Ia menyarankan agar eksportir bersikap proporsional dan menjadikan momen ini sebagai peluang memperluas pasar ekspor baru Indonesia, sebagaimana yang diimbau oleh Presiden RI, Prabowo Subianto.

“Kenaikan bea masuk 32% dari pasar Amerika tidak signifikan. Justru ini menjadi momentum untuk mencari pasar ekspor baru dan memperkecil ketergantungan terhadap satu negara,” jelas Bamsoet dalam keterangan tertulis, Rabu (9/9/2025).


Dampak Bea Masuk Amerika terhadap Ekspor Nasional

Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) 2023, total ekspor Indonesia mencapai USD 258,82 miliar, dengan hanya sekitar USD 23,3 miliar atau kurang dari 10% yang dikirim ke Amerika Serikat. Produk ekspor ke AS didominasi mesin, perangkat listrik, tekstil, minyak nabati, dan komponen otomotif.

Namun, menurut Bamsoet, bea masuk tinggi bukanlah alasan untuk melemah. Ia menegaskan pentingnya Indonesia menjaga posisi ekspornya dengan cepat mengidentifikasi pasar-pasar alternatif. Pasar seperti Timur Tengah, Afrika, dan kawasan Asia Tengah mulai menunjukkan ketertarikan terhadap produk Indonesia, terutama dari sektor pertanian, otomotif, dan barang konsumsi.

“Kalaupun eksportir harus menghindari pasar AS sementara waktu karena bea masuk tinggi, dampaknya tidak terlalu besar. Ini bisa segera dikompensasi dengan eksplorasi pasar baru,” tambah Bamsoet.


Perlunya Diversifikasi Pasar Ekspor

Bamsoet juga menyinggung dinamika hubungan dagang Indonesia-AS, termasuk polemik larangan distribusi iPhone 16 yang belum memenuhi standar Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN). Hal ini menunjukkan pentingnya Indonesia untuk menjaga kemandirian industri nasional melalui kolaborasi lebih erat antara KADIN dan pelaku ekspor.

Lebih dari itu, diversifikasi pasar dapat meminimalisasi risiko ekonomi dari satu negara mitra dagang. Dalam kondisi global yang semakin dinamis dan penuh ketidakpastian, memiliki akses ke berbagai pasar ekspor baru Indonesia akan memperkuat daya tahan ekonomi nasional dalam jangka panjang.


KADIN Perkuat Kolaborasi untuk Pasar Ekspor Baru

Untuk itu, KADIN Indonesia mulai memperkuat sinergi dengan para pelaku ekspor guna memetakan pasar ekspor baru Indonesia. Strategi ini dilakukan melalui perluasan jaringan ke berbagai negara potensial, terutama di Asia, Timur Tengah, dan Afrika.

KADIN juga tengah menyusun peta ekspor baru yang mencakup negara-negara berkembang dengan pertumbuhan permintaan tinggi terhadap produk manufaktur dan agrikultur. Selain itu, pelatihan dan akses informasi pasar global akan terus ditingkatkan bagi para pelaku usaha kecil dan menengah (UKM), yang menjadi ujung tombak ekspor nasional.

“Langkah ini bukan hanya solusi atas proteksionisme Amerika, tetapi juga bagian dari strategi jangka panjang memperluas jaringan dagang Indonesia secara berkelanjutan,” tutup Bamsoet.

Related posts

1.638 Sapi Di Jateng Terpapar Pmk, Gres 25 Ekor Yg Sembuh

Purwantara

Irjen Pkp Ungkap Modus Penyalahgunaan Pertolongan Rumah Sumenep

Purwantara

Soal Masalah Pasar Cinde, Herman Deru: Bukan Kendala Baru

Purwantara

Leave a Comment